Film-Series

Review Serial TV The 100 Season 1 (2014)

Afif Dalma Afif Dalma
July 27, 2021
0 Comments
Home
Film-Series
Review Serial TV The 100 Season 1 (2014)

Sepertinya untuk kali ini saya harus berterima kasih kepada pandemi COVID-19, pasalnya berkat libur panjang ini saya menemukan sebuah serial TV yang cukup menarik untuk disaksikan, yaitu "The 100". Saya sendiri tak habis pikir mengapa baru sekarang menemukan serial semenarik ini, mengingat The 100 memiliki tujuh season dimana season pertamanya telah tayang pada tahun 2014 silam, sementara season ketujuh tayang bulan Mei 2020. 

The 100 merupakan serial televisi Amerika Serikat yang diangkat dari novel karya Kass Morgan dengan judul yang sama. Ceritanya sendiri berhubungan dengan bertahan hidup di Bumi, dimana Clarke Griffin dan teman-temannya merupakan "pendatang" dari luar angkasa. Season pertama serial ini seakan mengingatkan saya dengan film trilogy "The Maze Runner".

Usut punya usut, ternyata serial The 100 masuk jajaran serial underrated meski memiliki rating yang cukup tinggi. Saya pun heran, karena di season pertamanya serial the 100 berhasil menyajikan cerita yang bisa dibilang wow, dengan berbagai plot twist yang terjadi. Namun saya rasa efek CGI menjadi salah satu faktor yang memberikan kesan buruk untuk musim pertama ini.

Sinopsis The 100 Season 1

Bercerita tentang 97 tahun setelah perang nuklir yang menyapu hampir seluruh kehidupan di permukaan Bumi. Satu-satunya yang selamat adalah ribuan penduduk yang tinggal di Ark, gabungan 12 stasiun angkasa yang mengorbit tepat diatas Bumi. Selama tiga generasi berhasil bertahan hidup di Ark, tentunya dengan menerapkan aturan-aturan ketat dan hukuman mati bagi mereka yang berani melanggar aturan. 

Tepat satu abad setelah perang nuklir, para petinggi Ark mengirim 100 pemuda (the 100) yang memiliki catatan kriminal pergi ke Bumi untuk memeriksa apakah keadaan disana sudah layak untuk dihuni. Sementara itu, Kanselir dan anggota Dewan harus menghadapi keputusan sulit tentang keberlangsungan hidup penduduk Ark dikarenakan mulai menipisnya Oksigen dan sumber daya yang ada.

Review The 100 Season 1

Terdapat dua fokus utama pada season pertama ini, yaitu mengenai kondisi stasiun luar angkasa Ark yang sedang berada diambang kehancuran, Thelonious Jaha dan Abby Griffin dipusingkan dengan persediaan Oksigen di Ark yang makin hari makin menipis. Abby percaya bahwa Bumi dapat ditinggali, oleh karena itu ia mengirim 100 pemuda yang memiliki catatan kriminal termasuk anaknya untuk pergi ke Bumi demi melihat situasi disana. 

Disisi lain the 100 beranggapan bahwa mereka dijadikan tikus percobaan oleh Ark, Bellamy Blake menggunakan kesempatan tersebut untuk membuat kekacauan dengan menyuruh yang lainnya menghacurkan gelang ditangan mereka supaya tidak bisa mengirimkan sinyal ke Ark. Berharap hidup bebas, the 100 justru mendapati bahwa masih ada manusia yang selamat dari perang nuklir, "Grounders" suku pedalaman yang juga tinggal disekitar mereka dan meneror siapa saja yang hendak memasuki wilayahnya, serta "the Reapers" manusia kanibal pemakan sesama.

Meskipun hanya ada dua fokus cerita utama, namun kita akan mendapati beragam konflik yang terjadi di setiap fokus cerita. Tokoh-tokoh di dalam cerita beberapa kali dihadapkan pada situasi yang membuat mereka mengambil pilihan sulit, dan hal itulah yang menjadi daya tarik serial ini. Walaupun tidak didukung dengan visual efek yang sepadan, namun bisa saya jamin kalau setiap konflik yang terjadi tidak akan membuatmu ngantuk dan boring. 

Building Character pada season pertama juga cukup signifikan, terutama karakter Bellamy Blake yang awalnya saya pikir bakal jadi biang kerok dan memecah belah the 100, justru menjadi sosok pemimpin yang sangat diandalkan dan dibutuhkan dalam kelompok. Juga karakter lainnya seperti Marcus Kane yang saya kira bakal mengkudeta Kanselir Jaha, justru berubah menjadi sosok yang sangat mendukungnya.

Dari segi sinematografi pun terbilang bagus untuk sebuah serial TV, meskipun diperankan oleh aktor dan aktris yang tidak terlalu terkenal, namun akting mereka sangat natural dan tidak terlihat begitu kaku (terkecuali beberapa karakter pendukung). Dan jika ditanya karakter mana yang berhasil menaikan tensi cerita, maka saya tak ragu untuk menyebut Bellamy Blake, John Murphy dan Abby Griffin.

Jika kamu tipe penonton yang menginginkan sinematografi dengan visual yang waw seperti Game of Thrones ataupun The Witcher, jangan berharap banyak untuk season 1 ini mengingat budget yang dikeluarkan tidak banyak. Tetapi jika kamu penonton yang secara tidak sengaja menemukan serial "The 100" dan menonton tanpa berharap banyak, saya yakin kamu tidak akan kecewa dan justru kamu bakalan terpaku pada serial yang satu ini.

Apakah teman-teman sudah menonton serial yang satu ini? Jika belum, saya sangat merekomendasikan serial The 100 Season 1 terutama untuk kamu penyuka genre Sci-fi (science fiction). Namun jika sudah, berikan pendapatmu mengenai serial The 100 season 1 dikolom komentar. 

Blog authors

Afif Dalma
Afif Dalma
I'm a fast learner individual who loves the world of technology include: digital marketing, graphic design, blogging and programming.

No comments

Berkomentarlah dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan sopan :)