
Serial Demon Slayer kembali mengguncang dunia per-anime-an lewat film terbarunya Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba – Infinity Castle. Film ini lebih dulu tayang di Jepang pada 18 Juli lalu, kemudian tayang di Indonesia 15 Agustus, disusul penayangan global pada 12 September mendatang.
Film ini merupakan sekuel dari Mugen Train (2020) sekaligus lanjutan dari Hashira Training arc pada season keempat animenya. Ceritanya sendiri mengadaptasi penuh Inifnity Castle arc, yang dibagi menjadi tiga film.
Jadi pertempuran terakhir antara iblis vs pasukan pemburu iblis belum usai dan masih akan berlanjut di part 2 dan part 3. Pada film pembuka trilogi Infinity Castle ini, berfokus kepada Akaza sebagai musuh utama dalam cerita.
Pertarungan epik Upper Moon vs Hashira
Salah satu hal menarik yang tersaji dalam film ini yaitu terletak pada adegan pertarungan yang berlangsung secara bersamaan. Terdapat tiga pertarungan intens antara iblis bulan atas melawan para hashira serta pasukan pemburu iblis.
Dibuka dengan pertarungan mematikan antara Shinobu Kocho (hashira serangga) vs Douma (upper moon peringkat dua). Di waktu yang sama di tempat berbeda, terjadi duel seru antara Zenitsu Agatsuma melawan Kaigaku, mantan seniornya yang kini menjadi upper moon peringkat enam. Kemudian duel klimaks sekaligus momen balas dendam tersaji antara Kamado Tanjiro dan Tomioka Giyu (hashira air) vs Akaza (upper moon peringkat tiga).
Dengan durasi film yang panjang, yakni 2 jam 30 menit, penggemar sudah cukup puas dengan adegan fight yang disajikan. Banyak momen-momen epik yang terjadi di setiap pertarungan, penggemar juga diperlihatkan dengan berbagai teknik pernapasan serta teknik seni darah iblis baru yang belum pernah diperlihatkan sebelumnya. Momen ini didukung dengan tampilan visual yang sangat memanjakan mata.
Kilas balik yang emosional tapi mengganggu
Satu hal yang menjadi permasalahan dari film ini yakni momen flashback yang terlalu mendadak karena sering memotong adegan-adegan epik. Alhasil ritme penonton dibuat naik turun karena ketika momen sedang menggebu-gebu, tiba-tiba berubah jadi sedih dan begitu pula sebaliknya.
Adegan kilas balik memang diperlukan untuk memperkuat motif karakter, serta mendramatisir cerita. Dan secara alur cerita film ini sudah akurat sesuai dengan komiknya, tetapi memang transisinya saat beralih ke momen flashback bisa dibilang agak sedikit mengganggu. Hal ini terjadi saat memasuki pertarungan melawan Akaza, momen flashback terasa begitu panjang seakan memangkas momen epik adegan pertarungan klimaks mereka.
Kemudian saat pertarungan Shinobu melawan Douma adegan flashbacknya sudah terasa emosional. Hanya saja kurang dramatis, karena momen terpotong-potong di tengah pertarungan. Sedangkan untuk momen flashback Zenitsu dan Kaigaku porsinya sudah sangat pas. Namun tak dipungkiri lagi kombinasi humor, drama, tragedi yang terjadi dari awal hingga akhir film tetap membuat penonton merasakan gejolak emosional, terutama saat momen kekalahan Akaza.
Visual menakjubkan diiringi audio spektakuler
Ufotable lagi-lagi berhasil menyajikan kualitas visual kelas atas yang memanjakan mata. Detail dari Infinity Castle yang menjadi tempat berlangsungnya cerita benar-benar patut diacungi jempol. Areanya yang luas dengan struktur bangunan yang terus berubah-ubah bikin penonton merasa bingung sekaligus terkesima.
Yang paling penting, efek-efek pertarungannya tampil dengan begitu mewah dengan penuh kelap-kelip. Didukung dengan penggunaan audio yang spektakuler, mulai dari sound effect, dialog, hingga ostnya menambah ketegangan di setiap adegan. Tak lupa lagu Taiyō ga Noboranai Sekai oleh Aimer dan Zankoku no Yoru ni Kagayake oleh LiSA menjadi pelengkap sempurna untuk babak pembuka Infinity Castle arc.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Demon Slayer: Infinity Castle Part 1: Akaza Returns (2025) benar-benar tersaji dengan sangat baik dan menjadi pembuka yang wah untuk cerita final. Meskipun belum berhasil menyamai rekor film prekuelnya (Mugen Train), tetapi dilansir dari situs Crunchyroll, hanya dalam waktu satu bulan film ini berhasil menduduki peringkat ke-4 sebagai film box office terlaris di Jepang sepanjang masa.
Ini menjadi bukti bahwa antusiasme terhadap seri Demon Slayer atau Kimetsu no Yaiba begitu besar. Tentunya penggemar anime tidak boleh ketinggalan untuk menyaksikan aksi Tanjiro dkk dalam membasi para iblis.
Meskipun cerita komiknya sudah lama tamat, tetapi adaptasi anime dan filmnya selalu dinantikan oleh penggemar. Tentunya ini tak lepas dari peran Ufotable selaku studio yang berhasil membuat seri Demon Slayer menjadi sebuah mahakarya yang selalu dinantikan kelanjutannya. Fyi di part keduanya nanti, penggemar juga akan melihat aksi penuh dari Kokushibo yang merupakan upper moon peringkat pertama.
No comments