Film-Series

Review One Piece Stampede! - Film Bajak Laut Dengan Ragam Aksi

Afif Dalma Afif Dalma
July 27, 2021
0 Comments
Home
Film-Series
Review One Piece Stampede! - Film Bajak Laut Dengan Ragam Aksi

Setelah menunggu kurang lebih sebulan, akhirnya  mulai tanggal 18 September 2019 para penggemar One Piece bisa menyaksikan One Piece Stampede di bioskop-bioskop tanah air, khususnya di bioskop CGV dan Cinemaxx. Sebelum tayang di Indonesia, One Piece Stampede sudah lebih dulu tayang di Jepang pada 9 Agustus 2019.

Movie ini merupakan bentuk perayaan 20 tahun serial One Piece, tentunya movie ini sangat dinantikan oleh para penggemar, sebab banyak karakter-karakter yang muncul dalam movie ini, mulai dari para Bajak Laut, Angkatan Laut, Shichibukai, CP 0, hingga pasukan Revolusioner.

Sinopsis 


Bajak Laut Topi Jerami mendapatkan sebuah undangan untuk menghadiri Festival Bajak Laut (Pirate Expo) yang di selenggarakan oleh Buena Festa. Tidak hanya para bajak laut saja, angkatan laut hingga pasukan revolusi pun turut hadir dalam festival ini untuk memperebutkan harta karun dari Gol D Roger. Namun ternyata ini bukanlah sebuah festival sungguhan, ternyata Buena Festa yang bekerjasama dengan Douglas Bullet memiliki suatu rencana tersembunyi.

Review (Awas Spoiler)

Siapa sangka One Piece Stampede hampir menyuguhkan adegan pertarungan di sepanjang film. Tentu hal ini sangat berbeda seperti di movie-movie One Piece sebelumnya. Dengan durasi 1 jam 41 menit film ini membuat saya terpukau dengan menampilkan banyak karakter-karakter One Piece, namun tetap saja perpindahan scene di movie ini terbilang sangat cepat sehingga cukup mengganggu kenikmatan saya saat menonton.


Meskipun sepanjang film hanya fokus pada pertarungan, tetapi One Piece Stampede tidak lupa menyelipkan unsur persahabatan khas nya. Seperti saat Luffy yang sangat marah ketika melihat kondisi Ussop setelah dihajar habis-habisan oleh Douglas Bullet, atau ketika Ussop yang mati-matian melindungi Luffy yang sedang sekarat.

Dalam segi grafik dan sound effect, saya memberikan nilai seratus untuk One Piece Stampede. Mulai dari langkah kaki hingga dentuman seolah-olah membuat saya seperti menonton sebuah film live action. Grafiknya pun sangat ajib dan keren (mungkin karena efek nonton di bioskop), apalagi saat adegan pertarungan, mengingatkan kembali ketika saya menonton Dragon Ball Super Broly.

1. Generasi Terburuk vs Douglas Bullet


Douglas Bullet adalah antagonis utama dalam movie ini, ia merupakan mantan kru bajak laut Roger. Bullet memiliki  kekuatan buah iblis Gasha Gasha no Mi, yang memungkinkannya untuk menggabungkan benda-benda disekitarnya. Sekilas kekuatannya mirip seperti Eustass Kid, bedanya Kid hanya bisa memanipulasi/menggabungkan benda yang ada unsur magnetnya, sedangkan Bullet benar-benar membentuk sesuatu yang baru dengan menggabungkan benda yang ada di sekitarnya.

Dan di awal film diperlihatkanlah kekuatan fisik Douglas Bullet yang sangat luar biasa dan tak tertandingi, sampai-sampai para Generasi Terburuk mau tak mau bekerjasama untuk mengalahkan Bullet, tetapi hal tersebut tetap sia-sia. Namun saya rasa lain ceritanya kalau Zoro dan Law bergabung dalam pertarungan tersebut.

2. Tujuan Dibalik Festival Bajak Laut


Ternyata Festival Bajak Laut bukan hanya sekedar festival biasa. Tujuan sebenarnya Buena Festa menyelenggarakan festival ini yaitu untuk mengumpulkan semua bajak laut lalu menghabisi mereka semua dengan serangan Buster Call. Usut punya usut ternyata Festa bekerjasama dengan petinggi Angkatan Laut tanpa sepengetahuan Smoker dan yang lainnya alih-alih untuk menghabisi para bajak laut. Namun Festa juga bekerjasama dengan Bullet untuk menghabisi mereka semua sekaligus termasuk Angkatan Laut.

3. Harta Karun Gol D. Roger


Daya tarik utama dari Pirate Expo tak lain karena adanya harta karun milik Roger yang merupakan hadiah utama dalam festival ini. Harta tersebut mampu menuntun siapapun menuju One Piece. Yap! Harta tersebut merupakan log pose menuju Laugh Tale (Raftel) tempat dimana One Piece berada. Namun sayangnya di penghujung film, Luffy menghancurkan log pose tersebut tepat di depan Smoker dan Rob Luccy. Pastinya kalian sudah tau alasan Luffy menghancurkan log pose tersebut.

4. Aliansi Yang Tak Terduga


Tidak seperti movie sebelumnya, kali ini Luffy tidak bisa mengalahkan musuhnya sendirian. Ia pun akhirnya membentuk aliansi dadakan bersama Sabo, Smoker, Trafalgar Law, dan Hancock. Meskipun berbeda kubu, kerjasama mereka terbilang cukup apik dan mampu mengalahkan Bullet yang berada dalam mode raksasa. 

5. Sang Kaisar Kelima dan Calon Raja Bajak Laut


Meskipun untuk melemahkan Douglas Bullet memerlukan beragam kerjasama, tetap saja Bullet hanya bisa dikalahkan oleh Raja Bajak Laut. Orang terkuat itu pun akhirnya takluk dengan pukulan Monkey D. Luffy. Sekilas Bullet pun tertegun melihat Luffy yang memiliki potensi menjadi Raja Bajak Laut seperti rivalnya, Gol D. Roger. 

Penutup

Meskipun One Piece Stampede hanya menjadi sebuah spin-off dan gak berpengaruh sedikitpun kedalam jalan ceritanya, tetap saja movie ini patut untuk diapresiasi karena berhasil memadatkan  banyak karakter-karakter pendukung ke dalam film. Hal ini tak lain sebagai perayaan ke dua puluh serialnya. 

Walaupun Non-Canon, tetap saja masih banyak adegan yang tak dijelaskan dan menimbulkan rasa penasaran dalam film ini. Sebut saja jalinan kerjasama antara Douglas Bullet dan Buena Festa yang tidak dijelaskan secara rinci, serta penokohan karakter dari Douglas Bullet yang tidak dapat menyentuh hati para penonton, Bullet hanya diceritakan sebagai seorang bajak laut kuat yang memiliki dendam kepada Angkatan Laut.

Terlepas dari itu, One Piece Stampede tetap bisa dikatakan sebagai film yang menghibur dan cukup membuat bernostalgia, karena kerap kali diselipkan soundtrack We Are!. Film yang digarap sebagai bentuk perayaan One Piece yang ke 20 memberikan sebuah kesan tersendiri bagi para penonton. Lantas bagaimana menurutmu?


Blog authors

Afif Dalma
Afif Dalma
I'm a fast learner individual who loves the world of technology include: digital marketing, graphic design, blogging and programming.

No comments

Berkomentarlah dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan sopan :)