Manusia disebut sebagai makhluk sosial karena pada dasarnya manusia membutuhkan bantuan orang lain untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka sudah sewajarnya kalau sesama manusia itu saling menolong satu sama lain.
Walaupun kita menolong orang lain dengan ikhlas, tapi jauh di dalam lubuk hati kita pastinya berharap mereka juga mau menolong kita di kemudian hari. Nyatanya disaat kita lagi bener-bener butuh bantuan, gak ada satupun orang di sekitar kita yang mau bantuin.
Keresahan ini tuh benar-benar nyata. Dan yang paling bikin nyesek, biasanya yang kita bantu mati-matian itu adalah orang-orang yang kita anggap dekat. Gak perlu bicara soal bantuan secara materi, membantu dengan tindakan pun kadang semua orang enggan dan mendadak jadi sibuk.
Kita mikir, “ah, kalau aku butuh nanti pasti dia bantu balik.” Tapi kenyataannya, pas kita lagi jatuh, orang yang tadinya dekat jadi menjauh. Semua menjadi hening seketika. Bahkan cuma buat nanya “kamu kenapa?” aja nggak ada. Padahal kalau dipikir-pikir, saat kita menolong mereka rasanya gak butuh satu menit untuk mengiyakan.
Membantu dengan harapan dibantu
Ada yang bilang, kalau bantu orang itu harus ikhlas, jangan berharap apa-apa. Memang benar sih, tapi manusia juga punya hati. Sekuat-kuatnya bilang “aku ikhlas kok”, tetep aja ada harapan kecil di dalam hati, bahwa kebaikan kita bakal balik ke kita suatu hari nanti.
Dan ketika hal itu gak sesuai dengan ekspektasi, timbul rasa kecewa itu wajar banget. Ini bukan soal pamrih. Ini soal rasa dihargai dan dipedulikan. Karena di dunia yang serba individualistis seperti sekarang, punya satu orang yang bisa kita andalkan tuh rasanya sudah bersyukur banget. Jadi kalau orang yang kita tolong berkali-kali justru ninggalin kita di titik terendah, wajar kan kalau kita jadi mikir "selama ini aku sebenernya dianggap apa sih".
Namun jangan sampai hal ini menjadi alasan buat kamu untuk berhenti menolong orang lain. Selama kamu bisa membantu mereka, bantulah, dan kalau bisa turunkan juga ekspektasimu agar nantinya tidak merasa kecewa.
Kadang bantuan datang dari orang lain
Kamu percaya gak dengan hukum tabur tuai. Apa yang kita lakukan dan perbuat entah itu perbuatan baik ataupun buruk, nantinya akan berbalik ke kita dengan porsi yang sama atau bahkan lebih besar di kemudian hari.
Kalau kita sering membantu orang, tetapi orang yang kita bantu tidak pernah melakukan hal serupa. Gak perlu khawatir, bisa jadi bantuanmu datang melalui orang lain. Contoh misalnya kamu bantuin temanmu cari kerja, tapi pas kamu nganggur, dia cuek aja. Terus tiba-tiba teman lama yang udah lama gak kontakan justru nawarin kamu pekerjaan di kantornya.
Ini menjadi bukti bahwa bantuan gak harus datang dari orang yang kita bantu. Kalau kamu merasa pernah dibantu orang lain saat diposisi sulit, anggap saja itu sebagai balasanmu karena sudah melakukan perbuatan baik.
Jadi, salah nggak sih membantu orang?
Jelas gak salah. Membantu orang itu termasuk perbuatan yang baik. Namun perlu kamu ingat, bantu orang secukupnya saja, jangan sampai kita kehilangan diri sendiri. Bukan berarti jadi egois, tapi belajar untuk pasang batas.
Dan yang terpenting, kalau ada orang yang butuh bantuan tapi itu diluar batasanmu, jangan sungkan untuk menolak. Jangan merasa harus selalu kuat karena kamu takut bikin orang lain kecewa. Nggak apa-apa kok bilang "maaf ya, kali ini gak bisa bantu", "pengen bantu sih, tapi kayaknya gak sanggup", atau "sekarang aku masih ada urusan, jadi belum bisa bantu".
Kita bantu orang bukan buat dapet balasan, tapi bukan berarti kita harus nerima diperlakukan semena-mena juga. Banyak orang di luar sana yang ngerasain hal yang sama. Nggak apa-apa untuk kecewa, itu manusiawi. Tapi jangan biarin kekecewaan itu ngebuat kamu jadi berhenti peduli. Justru dari situ, kamu bisa menilai siapa yang layak kamu bantu, dan siapa yang cuma manfaatin kebaikanmu.
Sumber foto: unsplash/@rpnickson
No comments